Rabu, 18 Januari 2012

PENDAKIAN GUNUNG SLAMET



Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di P. Jawa dengan ketinggian 3.432m. Pada masa penjelajahan dunia yang pertama Sir Frances Drake ketika melihat Gunung Slamet, segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di Cilacap.
Gn. Slamet dapat didaki melalu 3 jalur, lewat jalur sebelah Barat Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.
1. JALUR BAMBANGAN
G. Slamet
Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.
Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian.
Pertama-tama menuju pos Payung dengan keadaan medan terjal dengan arah belok kanan. Pendaki akan melewati ladang penduduk selama 1 jam. Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara.
Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat.
Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput.
Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan Adelweiss di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari. Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan.
Plawangan (lawang-pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.
Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi.
Letusan yang pernah tercatat yakni tahun 2000, 1989, 1988, 1974?, 1973, 1969, 1967, 1966, 1960-61, 1958, 1958, 1957, 1955, 1953, 1951-52, 1951, 1948, 1944, 1943-44, 1943?, 1940, 1939, 1939, 1937, 1934?, 1933, 1932, 1930, 1929, 1928, 1927, 1926, 1923, 1904, 1890, 1885, 1875, 1875, 1860, 1849, 1835, 1825, 1772. Apabila kita ingin turun menuju jalur lain, misalnya Guci, pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan.

2. JALUR KALIWADAS
Puncak SlametKaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten
Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2 jam. Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep Hardtop atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00.
Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira -kira 300 m selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci. Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.
Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian 1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah.
Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600 mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan Arbei. Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba di Plawangan.
Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan lintasan semakfn parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah timur.
Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sundoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan-akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa.

3. JALUR BATU RADEN
Caldera G. SlametDari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang dilalui pendaki.
Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I dibutuhkan waktu selama 3 jam.
Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos III dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos III masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet.

SIRAMPOG PENGHASIL SAYUR MAYUR (bumiayu)

Sirampog yang merupakan daerah dataran tinggi di Brebes bagian Selatan, sebagian besar masyarakatnya menggeluti pertanian. Hasil pertanian sebagai produk unggulan Kab. Brebes khususnya sayuran yaitu bukan hanya memasok pasar di Kab. Brebes tapi juga memasok pasar-pasar besar di kabupaten lainnya seperti Ajibarang, Cilacap, bahkan sampai ke Jawa Barat yaitu pasar di Kab. Cirebon dan Kuningan.
Beberapa jenis sayur-sayuran yang dihasilkan diantaranya sebagai berikut:
Sayuran Kentang bayak dihasilkan di Desa Igirklanceng, Batursari, Dawuhan, Kaligiri dan Sridadi.

Panen kentang


Sayuran wortel banyak dihasilkan di daerah Batursari, Dawuhan, Igiriklanceng, Kaligiri.

Panen Wortel

Sayuran daun bawang (muncang) banyak dihasilkan di Igirklanceng, Batursari, Dawuhan, Kaligiri, Sridadi.

Panen Muncang

Untuk padi banyak dihasilkan di wilayah Mendala, Buniwah, Manggis, Mlayang, Benda.

Panen Padi
 
Sayur Kol (Kobis) juga banyak dihasilkan di daerah Dawuhan, Igirklanceng, Batursari, Kaligiri, Sridadi
Panen Kol
Panen Kol
Selain hasil pertanian berupa sayuran, di Sirampog juga melimpah akan sumber daya airnya. Salah satunya yang terletak di desa Kaligiri. Sumber mata air tersebut untuk memasok air di Wilayah Brebes Utara, juga untuk  memenuhi konsumen PDAB Kab. Tegal dan Kota Tegal.

Mata Air Kaligiri
 
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak lagi jenis sayuran yang tumbuh subur dan menjadi komoditi. Seperti selederi, slada, labu, sawi, tomat, cabai, terong, kacang-kacangan, bawang dan sebagainya.
Satu lagi, harganya kalau di sini jauh labih murah.Contohnya saja daun bawang (muncang) sekarang dijual sekilonya cuma Rp 1.000,-, harga cabai saat ini, yang kemaren sempat melonjak drastis, sekarang hanya sekisar Rp 5.000/kg. Kadang juga bisa sampai pada harga paling murah sekali. Yang namanya kol pernah juga 1 kg-nya cuma berapa ratus rupiah aja. :D
Itulah beberapa potensi alam yang ada di Kecamatan Sirampog. Mudah-mudahan dengan potensi yang dimiliki, dapat memakmurkan masyarakat yang tinggal di dalamnya.

WADUK PENJALIN PAGUYANGAN (BUMIAYU)

Waduk Penjalin. Objek Wisata Waduk Penjalin adalah sebuah bendungan yang dibangun tahun 1930 semasa penjajahan Belanda bersamaan dengan Waduk Malahayu di Brebes Bagian Utara. Waduk ini memiliki luas 1,25 m2 dan isi 9,5 Juta m3.
Waduk Penjalin Brebes
Waduk penjalin yang berada di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan merupakan salah satu aset pariwisata di Brebes selatan yang  memiliki potensi baik untuk dijadikan wisata air. Waduk seluas lebih kurang 125 ha, yang berada 12 kilometer dari Kecamatan Bumiayu sangat tepat di jadikan sarana berlibur.

Waduk Penjalin telah berdiri waktu zaman kemerdekaan. Menurut sejarah, waduk itu dibangun pada masa penjajahan Belanda. Dari waduk itu selanjutnya menyebar menjadi jaringan pengairan yang mengaliri puluhan hektare lahan pertanian warga sekitar.

"Selain berfungsi untuk pengairan sawah, waduk itu juga dipakai untuk memelihara ikan dengan bentuk keramba," kata Wiratno (45) warga sekitar Waduk.

Para pengunjung dapat menikmati langsung keindahanalam sekitar dari atas perahu mengelilingi, bagi penggemar mancing, waduk penjalin merupakan surga yang mengasikkan untuk menyalurkan hobby. Sambil meresapi kesunyian alam, kita akan tenggelam dalam sensasi keasyikan menarik kail pancing.

"Di sini banyak ikannya mas, terutama ikan betutu, setiap hari selalu banyak yang memancing dan mendapatkan hasil," lanjut Wiratno.

M Rivai staf Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes mengatakan, lokasi Waduk Penjalin sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai area wisata air di wilayah selatan kabupaten Brebes.

"Lokasi yang strategis tidak jauh dari jalan utama Tegal-Purwokerto menjadikan waduk penjalin memiliki potensi besar kedepannya. Selain itu letaknya yang berada di perbatasan Kabupaten Brebes dengan Banyumas juga dapat menarik wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten tersebut," jelasnya. 
.

TELAGA RANJENG PAGUYANGAN (BUMIAYU)


Nih telaga ranjeng, terletak di desa pandansari
kecamatan paguyangan brebes, 1,5 jam dari kota
purwokerto, telaga alami nan indah, yang terdapat ribuan ikan lele jawa  serta bersih dan jernih, yang ukuranya sama dan bisa kita beri makan. mitos yang melarang kita untuk memakai perahu untuk mengarungi telaga tersebut,membuat telaga itu selalu alami, dan sangat indah. .
 
Listen to this article. Powered by Odiogo.com

Menikmati kesejukan Perkebunan Teh Kaligua - Paguyangan (BUMIAYU)





Wilayah brebes di bagian selatan,sebenarnya memiliki banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi di akhir pekan seperti sekarang
























Kaligua




ini.Daerahnya yang berada di lereng Gunung Slamet,gunung tertinggi kedua di Jawa setelah Semeru,membuat wilayah ini sangat berbeda dengan kawasan brebes di bagian utara yang cenderung lebih panas karena berada di ketinggian yang lebih rendah.
Kali ini saya akan mencoba membawa anda berkunjung ke salah satu obyek wisata yang ada disana.Perkebunan teh kaligua yang berada di desa pandansari kecamatan paguyangan.Perkebunan ini sendiri dikelola oleh PT.Perkebunan Nusantara IX Jawa Tengah.Sebagai kawasan agro wisata,tentu saja banyak fasilitas fasilitas pendukung yang disediakan buat para pengunjung,arena outbond,penginapan,sarana olahraga dsb.Sarana transportasi untuk menuju kawasan ini sekarang juga lebih mudah,dulu ketika belum ada angkutan pedesaan(angkudes),untuk menuju kesana,kalau memang kita tidak membawa kendaraan pribadi,paling Cuma ada ojek,atau kalau mau lebih murah lagi,biasanya menumpang truk truk pengangkut hasil sayur mayur,menjadi pilihan utama.Akses jalan menuju ke perkebunan teh kaligua juga sudah lebih baik,sejak didirikanya pabrik jamur di dekat kawasan ini.

Secara geografis,perkebunan teh kaligua berada pada ketinggian 1200-2050 mdpl di lereng sebelah barat gunung slamet.Temperatur udaranya cukup dingin,berkisar antara 8 -22 C.Kabut tebal seringkali menyelimuti kawasan ini,jadi kalau anda kesana,ada baiknya membawa jaket yang cukup tebal.Sepanjang perjalanan didominasi dengan areal lahan pertanian,untuk yang baru pertama kali kesini,sebaiknya hati hati,walaupun kondisi jalan sudah lebih baik,tetapi medan yang berkelok kelok dan menanjak mungkin perlu kita waspadai,banyak truk truk pengangkut hasil sayur mayur dan juga pengangkut jerami untuk penyemaian jamur,hilir mudik.Cukup sering terjadi kecelakaan di kawasan ini yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia.
Begitu anda memasuki pintu gerbang masuk menuju ke perkebunan teh,anda akan langsung disambut dengan hamparan pohon teh yang menghijau,bila masih pagi anda akan dengan mudah menemukan para pemetik teh yang kebanyakan perempuan, sedang melakukan tugas rutinnya memetik teh.Melihat proses teh dipetik dari pohonnya secara langsung dari jarak yang cukup dekat,bisa menjadi salah satu aktivitas yang perlu dicoba,memetik teh ternyata tidak segampang yang kita bayangkan.
Kawasan perkebunan teh di kaligua dikenal dengn produksi teh hitamnya(black tea). Hasil pengolahan perkebunan teh Kaligua adalah berupa produk hilir teh hitam dengan merk “Kaligua” dalam kemasan teh celup dan serbuk. Jadi wisatawan yang berkunjung dapat langsung menikmati hangatnya teh hitam (black tea) Kaligua atau dapat membeli sebagai oleh-oleh.

Di perkebunan teh yang sudah ada sejak zaman kolonial belanda ini,selain menikmati hamparan pohon teh yang menghijau,disini kita juga bisa mengunjungi beberapa situs wisata yang ada di kawasan ini,ada goa peninggalan zaman penjajahan jepang yang misterius.Makam pendiri perkebunan,Van De Jong yang juga ada di areal perkebunan teh.
Kita juga bisa memandang puncak gunung slamet dari jarak yang cukup dekat,dari kawasan perkebunan teh,penduduk sekitar menamainya dengan puncak sakub,dari tempat ini,jika di waktu yang tepat anda akan disuguhi pemandangan yang sangat menawan dari puncak gunung slamet yang tinggi menjulang. Tak jauh dari lokasi perkebunan tersebut, di sekitar Pandansari, terdapat sebuah tempat wisata yang tergolong langka. Yakni, sebuah telaga yang dihuni jutaan ikan lele jinak,dikenal dengan telaga Renjeng.
Lokasi telaga itu berada di tengah hutan lindung dan masih berada dalam pengawasan Cagar Alam Nasional.Jutaan lele jinak ini,jarang mendapat gangguan karena terdapat mitos yang mengatakan kalau kita berani menangkap ikan lele tadi dan membawanya pulang,kita bisa meninggal.Kalau ingin menyantapnya,kita harus memakannya di tempat dan membuang durinya kembali ke telaga,dipercaya duri ikan lele tadi akan kembali lagi menjadi ikan lele yang hidup.

“CURUG PUTRI” KEINDAHAN ALAM SIRAMPOG (BUMIAYU)

Curug Putri



 
“CURUG PUTRI”
KEINDAHAN ALAM SIRAMPOG
Curug, dalam bahasa Jawa (Baca: Sirampog) berarti air terjun. Dan putri yang dimaksud disini bukanlah putri raja, tetapi Bidadari dari kayangan.
Sebenarnya pesona alam yang ada di curug putri sungguhlah sangat indah dan natural sekali. Tempat yang cocok untuk melepas kepenatan setelah sibuk dengan urusan sehari hari. Terkadang, bagi warga sekitar, curug putri dijadikan sebagai tempat bernostalgia.
Potensi wisata yang ada di curug putri, yang terletak di Dukuh Padanama, Desa Mendala Kecamatan Sirampog, sayang tidak pernah dilirik oleh pemerintah daerah. Apalagi jika sampai dilirik oleh para investor. Sehingga keberadaannya masih tetap seperti apa adanya. Padahal jika di jadikan sebagai jalur wisata agro, curug putri cukup menjanjikan. Daya dukung yang ada, sebenarnya jika dikelola dengan baik dan professional, mampu menjadikan curug putri sebagai andalan tujuan wisata.
Sekali lagi, keseriusan Pemerintah Daerah (Kabupaten Brebes), tampaknya lebih terfokus pada daerah – daerah yang berada di wilayah Brebes Utara. Curug Putri yang menunggu di poles wajahnya, hingga tulisan ini diterbitkan pun, masih sangat alami. Belum tersentuh, dan entah kapan akan tersentuh  !




TERTARIK KE CURUG PUTRI ?
Jika anda tertarik dengan Curug Putri dan berniat mengunjunginya, catat petunjuk sederhana ini :
Jalur ke curug putri, jika di tempuh dari Jalur Purwokerto Tegal, maka anda harus berhenti (jika menggunakan kendaraan umum), di pertigaan Kaligadung atau dari POM Bensin SAKALIBEL. Anda bisa menanyakan pada tukang ojek atau petugas POM, arah menuju Curug Putri (Sirampog). Setelah sekitar setengah jam perjalanan, anda akan sampai di Prapatan Sirampog, dan melangkahlah anda menuju arah utara, menuju dukuh Padanama. Disitu, warga sekitar akan dengan senang hati memberi petunjuk kepada anda lokasi Curug Putri. Dan jika sudah sampai, anda akan disambut dengan buih buih air, yang beterbangan menyapu wajah.
Ingat anda jangan terlena disitu sehingga lupa waktu, sebab Karena masih belum di kelola, anda akan kebingungan jika harus mencari penginapan. Dan juga anda harus tidak boleh lupa membawa berbekalan, karena di lokasi Curug Putri, tidak ada satupun orang berjualan makanan.

Senin, 16 Januari 2012

Tugas PTK STAI PANCA SAKTI KAMPUS CIBUBUR

Tugas:
Isilah rancangan PTK dibawah ini dengan menggunakan Kompetensi Dasar IPA Kelas 6, kemudian dikumpulkan pada pertemuan perkuliahan Sabtu, 21 Januari 2011


RANCANGAN PTK

              
Identifikasi Masalah
Analisis masalah
Alternatif pemecahan masalah
Rumusan masalah
Tujuan Penelitian
Judul Penelitian












Kopetesi Dasar Kelas IV Pelajaran IPA
 Kelas VI, Semester 1


Standar Kompetens :
1. Memahami hubungan
antara ciri-ciri makhluk
hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya
Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang
dimiliki hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan
hidupnya
1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang
dimiliki tumbuhan (kaktus, tumbuhan pemakan serangga)
dengan lingkungan hidupnya

Standar Kompetens :
2. Memahami cara
perkembangbiakan
makhluk hidup
Kompetensi Dasar
2.1 Mendeskripsikan perkembangan dan pertumbuhan manusia
dari bayi sampai lanjut usia
2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik anak lakilaki
dan perempuan
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan
hewan
2.4 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan manusia
Standar Kompetens
3. Memahami pengaruh
kegiatan manusia terhadap
keseimbangan lingkungan
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem)
3.2 Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang sering
dimanfaatkan manusia yang mengarah pada
ketidakseimbangan lingkungan
3.3 Mengidentifikasi bagian tubuh hewan yang sering
dimanfaatkan manusia yang mengarah pada
ketidakseimbangan lingkungan
Standar Kompetens
4. Memahami pentingnya
pelestarian jenis makhluk
hidup untuk mencegah
kepunahan
Kompetensi Dasar
4.1 Mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang
mendekati kepunahan
4.2 Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis makhluk
hidup untuk perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan
kehidupan masyarakat
Benda dan Sifatnya
Standar Kompetens
5. Memahami saling
hubungan antara suhu,
sifat hantaran dan
kegunaan benda
Kompetensi Dasar
5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas
dari berbagai benda
5.2 Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam kehidupan
sehari-hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas
Standar Kompetens
6. Memahami faktor
penyebab perubahan
benda
Kompetensi Dasar
6.1 Menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan benda
(pelapukan, perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan
6.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan
benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu,
plastik) dalam kehidupan sehari-hari
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian
( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab
(responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
Kompetensi Dasar